Home Mom and Kids 5 Pola Asuh yang Salah dan Berdampak Negatif untuk Anak

5 Pola Asuh yang Salah dan Berdampak Negatif untuk Anak

0
91

Tanpa disadari, masih banyak orangtua menerapkan pola asuh yang salah pada anaknya. Hal ini tentunya memiliki dampak yang negatif untuk si anak.

Misalnya saja si anak tumbuh dengan trauma innerchildnya, memiliki bonding yang lemah dengan orangtua, atau bahkan mereka tumbuh menjadi pribadi kurang baik.

Oleh sebab itu, kamu sebagai orangtua harus waspada dan jangan sampai memilih pola asuh untuk anak. Pada artikel ini, InfoQu akan memberikan lima contoh pola asuh yang sebaiknya jangan diterapkan kepada anak.

5 Pola Asuh yang Salah untuk Anak

Berikut ini adalah pola asuh yang harus kamu hindari kepada anak karena bisa berdampak buruk:

1. Terlalu Sibuk dan Kurang Memperhatikan Anak

Banyak sekali orangtua yang lebih mementingkan pekerjaannya hingga mereka terlalu sibuk dan kurang memperhatikan anak. Mereka bahkan tidak sempat hanya untuk mengobrol atau bermain dengan si kecil.

Jika terjadi terus menerus, hal ini bisa memberikan dampak buruk. Sebab, sejatinya anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Selain itu, mereka juga membutuhkan arahan dan pendidikan dari kedua orangtuanya. Ketika hal tersebut tidak terpenuhi, maka anak akan tumbuh dengan tanpa arahan yang cukup.

Sehingga, si kecil akan mencarinya melalui lingkungan seperti orang lain atau teman-teman sebayanya. Hal ini meningkatkan risiko anak akan terjerumus ke pergaulan bebas yang negatif.

Bonding antara orangtua dan anak juga akan lemah. Di mana anak akan cenderung kehilangan rasa hormat dan kehangatan terhadap orangtuanya.

Bahkan beberapa di antara anak yang kurang perhatian, tumbuh menjadi pembangkang dan tidak nyaman saat berada di dekat orangtuanya.

2. Memberikan Nasehat Tapi Tidak Memberikan Contoh yang Baik

Pola asuh yang salah terhadap anak berikutnya adalah orangtua terlalu banyak nasehat kepada anak. Tapi, mereka sendiri tidak melakukannya.

Misalnya saja ketika orangtua menyuruh anak untuk rajin beribadah, tapi mereka sendiri tidak melakukannya. Atau, meminta anak tidak berbuat kasar tapi mereka kasar terhadap anak.

Yang perlu kamu sadari adalah selama proses tumbuh kembangnya anak akan lebih banyak meniru. Terutama meniru tindakan orangtuanya. Sehingga, sebisa mungkin kamu harus lebih banyak memberikan contoh dalam bentuk tindakan.

Dengan begitu, dengan sendirinya anak akan meniru tindakan tersebut. Jika memang pada suatu kondisi anak melakukan kesalahan atau kesulitan, baru kamu bisa menasehatinya.

3. Membesarkan Anak Sesuai Ambisi Orangtua

Tidak sedikit orangtua membesarkan anak sesuai dengan ambisi yang ingin mereka capai. Padahal, itu merupakan pola asuh yang salah.

Kamu harus memberikan ruang kebebasan untuk anak dapat mengembangkan dirinya sendiri sesuai potensi yang mereka miliki. Sebab, setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan yang berbeda.

4. Tidak Mengajarkan Tanggung Jawab dan Kegagalan

Saat ini, banyak orangtua yang mengajarkan keberanian dan cara mencapai kesuksesan. Tapi, mereka lupa untuk mengajarkan tanggung jawab dan bagaimana menghadapi kegagalan.

Akibatnya, anak akan tumbuh tanpa rasa tanggung jawab. Mereka juga tidak berani mengalami kegagalan, sehingga akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kesuksesan yang diinginkan.

5. Tidak Memberikan Kepercayaan pada Anak

Terakhir, pola asuh yang salah dan sering dilakukan orangtua adalah tidak memberikan anak kepercayaan. Orangtua yang seperti ini cenderung menjadi strict parent yang serba membatasi anaknya.

Padahal dengan memberikan kepercayaan kepada anak, mereka akan belajar tanggung jawab dalam menentukan pilihannya. Selain itu, anak juga akan lebih banyak belajar dan tumbuh lebih bijaksana.

Jika kamu melakukan salah satu dari pola asuh yang salah seperti di atas, maka segera ubah pola asuh tersebut. Tentu kamu tidak ingin di masa depan si kecil akan merasakan dampak buruknya, kan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here